Beranda | Artikel
Hikmah Mengapa Allah Tidak Menampakkan Adzab Kubur
Rabu, 18 Februari 2015

Di antara aqidah yang dsepakati oleh ahlus sunnah adalah menetapkan adanya adzab dan nikmat kubur [1]. Adanya adzab kubur bagi orang-orang yang berhak mendapatkannya adalah di antara pokok keimanan yang harus kita yakini. Termasuk di antara rahmat dan kasih sayang Allah Ta’ala kepada hamba-Nya adalah Allah Ta’ala tidak menampakkan adzab kubur tersebut sehingga dapat didengar atau dilihat manusia yang masih hidup di dunia ini. Para ulama rahimahumullah telah membahas hikmah tidak dinampakkannya adzab kubur ini di dalam kitab-kitab mereka, khususnya yang membahas tentang aqidah.

Di antara hikmah hal ini adalah sebagaimana yang dijelaskan oleh para ulama berikut ini:

Pertama, hal ini untuk menutupi aib si mayit dan juga keluarga si mayit. Jika semasa hidupnya si mayit tersebut memiliki kedudukan atau secara lahiriyah (yang tampak) adalah orang shalih, namun ternyata manusia mengetahui bahwa dia diadzab dalam kuburnya, tentu ini akan membuka aib si mayit tersebut di dunia. Demikian juga keluarga si mayit akan dipermalukan dan dihinakan di hadapan masyarakat karena ternyata salah satu anggota keluarganya diadzab di dalam kuburnya [2].

Ke dua, jika adzab kubur tersebut dinampakkan, maka tidak ada yang berani untuk memakamkan saudaranya yang meninggal dunia. Hal ini sebagaimana sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,

لَوْلَا أَنْ لَا تَدَافَنُوا لَدَعَوْتُ اللهَ أَنْ يُسْمِعَكُمْ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ

“Seandainya kalau bukan karena kalian saling memakamkan, maka aku ingin berdoa kepada Allah untuk memperdengarkan kepada kalian adzab kubur yang aku dengar.” [3]

Abu Abdillah Al-Qurthubi rahimahullah mengatakan,”Para ulama kita menjelaskan bahwa sesungguhnya jin dan manusia tidak mendengar adzab kubur adalah (karena) sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,’Seandainya kalau bukan karena kalian saling memakamkan’ (al-hadits). Allah Ta’ala menyembunyikan (adzab kubur) dari kita -sehingga kita bisa saling memakamkan- adalah karena hikmah dan kelembutan-Nya. Hal ini disebabkan rasa takut yang meliputi manusia jika mendengarnya, sehingga mereka tidak akan berani untuk mendekat ke pemakaman untuk menguburkan (orang yang meninggal dunia). Manusia bisa jadi binasa jika mendengarnya, karena mereka tidak memiliki kekuatan untuk mendengar adzab Allah di alam dunia ini, karena lemahnya kekuatan mereka.” [4]

Ke tiga, sebagai ujian keimanan bagi manusia untuk beriman terhadap hal yang ghaib. [5] Ibnul Qoyyim rahimahullah berkata,

فاذا شَاءَ الله سُبْحَانَهُ أَن يطلع على ذَلِك بعض عبيده اطلعه وغيبه عَن غَيره إِذْ لَو طلع الْعباد كلهم لزالت كلمة التَّكْلِيف وَالْإِيمَان بِالْغَيْبِ وَلما تدافن النَّاس كَمَا فِي الصَّحِيحَيْنِ عَنهُ لَوْلَا أَن لَا تدافنوا لَدَعَوْت الله أَن يسمعكم من عَذَاب الْقَبْر مَا أسمع. وَلما كَانَت هَذِه الْحِكْمَة منفية فِي حق الْبَهَائِم سَمِعت ذَلِك وادركته كَمَا حادت برَسُول الله بغلته وكادت تلقيه لما مر بِمن يعذب فِي قَبره

“Jika Allah menghendaki untuk menampakkan adzab kubur kepada sebagian manusia (seperti kepada Nabi kita Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam, pen.) tentu Allah nampakkan dan Allah sembunyikan dari hamba-hambaNya yang lain. Akan tetapi, jika Allah tampakkan kepada seluruh manusia, maka hilanglah beban syariat (taklif) dan (hilang pula kewajiban untuk) beriman kepada perkara yang ghaib. Demikian pula, manusia tidak akan berani memakamkan sebagaimana yang terdapat dalam Shahihain [6] dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (bersabda), ‘Seandainya kalau bukan karena kalian saling memakamkan, maka aku ingin berdoa kepada Allah untuk memperdengarkan kepada kalian adzab kubur yang aku dengar.’ Oleh karena itu, ketika hikmah seperti ini tidak terdapat dalam diri binatang ternak, maka binatang ternak pun mendengar adzab kubur dan mengetahuinya. Sebagaimana bagal (peranakan kuda dengan keledai, pen.) milik Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berjalan miring dan hampir-hampir melemparkan barang-barang bawaannya ketika melewati orang yang sedang diadzab di kuburnya.” [7]

Demikianlah sedikit penjelasan tentang hikmah Allah Ta’ala yang tidak menampakkan adzab kubur bagi orang yang masih hidup. Semoga Allah Ta’ala melindungi kita dari adzab kubur.

***

Selesai disusun ba’da isya’, Masjid Nasuha Rotterdam NL, 30 Rabiul Awwal 1436

Yang selalu mengharap ampunan Rabb-nya,

Penulis: M. Saifudin Hakim

Catatan kaki:

[1] Silakan dibaca kembali tulisan sahabat kami di:

https://muslim.or.id/aqidah/alam-kubur-itu-benar-adanya-1.html

https://muslim.or.id/aqidah/alam-kubur-itu-benar-adanya-2.html

[2] Lihat Al-Imaan bimaa Ba’dal Maut, hal. 87.

[3] HR. Muslim no. 2868.

[4] At-Tadzkirah bi Ahwalil Mauta wa Umuuril Akhiroh, 1/408. Dikutip dari Al-Imaan bimaa Ba’dal Maut, hal. 87.

[5] Al-Irsyad ila Shahihil I’tiqod, hal. 230.

[6] Yang lebih tepat, hadits ini hanya diriwayatkan oleh Muslim saja.

[7] Ar-Ruuh, 1/66 (Maktabah Syamilah).

Artikel Muslim.Or.Id

🔍 Gambaran Arsy Allah, Hukuman Bagi Pencuri, Emansipasi Wanita Menurut Islam, Hr Bukhori Muslim


Artikel asli: https://muslim.or.id/24612-hikmah-mengapa-allah-tidak-menampakkan-adzab-kubur.html